Rangkul Perempuan, Bawaslu Ingin Generasi Penerus Bangsa Melek Politik
|
Klungkung, Bawaslu Bali - Pada Pemilu 2019, partisipasi pada tingkat pemilih perempuan bisa dikatakan memberikan kontribusi yang paling tinggi dengan datang ke tempat pemungutan suara, menilik kondisi tersebut pemilih perempuan sangat rentan menjadi sasaran money politik (politik uang) hal itu diungkapkan oleh I Wayan Widiardana Putra anggota Bawaslu Provinsi Bali saat menghadiri dan menjadi narasumber pada penutupan Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif Bawaslu Klungkung di Wyndham Jivva Resort Senin (21/11).
"Namun itu sangat kontradiktif dengan keterwakilan perempuan dalam penyelenggara pemilu, keadaan peran dan status perempuan dewasa ini lebih dipengaruhi oleh masa lampau, kultur, ideologi, dan praktek hidup sehari-hari inilah yang menjadi kunci mengapa partisipasi perempuan dalam kehidupan masyarakat dan bernegara mengalami kelemahan," jelas Widy.
Lebih lanjut Widy mengungkapkan, hari ini Bawaslu ingin mendorong perempuan untuk terlibat aktif dalam gerakan pengawasan Partisipatif. Perempuan dalam pengawasan partisipatif pemilu dapat dimulai dari mendidik generasi penerus bangsa untuk memahami pentingnya pemilu dan demokrasi serta aktif menyampaikan informasi-informasi mengenai kepemiluan melalui kelompok-kelompok perempuan agar ikut berpartisipasi mengawasi pelaksanaan pemilu untuk mewujudkan pemilu yang demokratis.
Lain hal dengan penggiat pemilu Engelbert Johanes Rohi yang biasa dipanggil bang Jojo, lebih menekankan, dimana Pemilu itu merupakan proses untuk meminta persetujuan kepada masyarakat dalam memperoleh kursi jabatan kekuasaan dengan cara yang beradab, damai baik di negara demokratis maupun tidak demokratis.
“Pemilu yang demokratis, pemilih bebas menggunakan hak pilihnya, sedangkan pemilu yang tidak demokratis, pemilih menggunakan hak pilihnya dalam tekanan pihak-pihak tertentu," Jojo.
Menurut penggiat pemilu ini, sosialisasi pengawasan partisipatif dengan pelibatan kelompok perempuan ini dapat meningkatkan partisipasi perempuan, baik dalam pengawasan maupun ikut terjun lansung ke dunia politik praktis.
“Sejatinya poltik itu akrab dengan kehidupan sehari-hari, karena setiap kebijakan yang dikeluarkan disebuah negara demokrasi adalah ditentukan oleh hasil proses politik," pungkas Jojo.
Sebagai informasi, Kegiatan sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif yang diselenggarakan Kabupaten Klungkung ini menghadirkan Kelompok Wanita Tani (KWT), Kelompok Bank Sampah, Ikatan Pedagang Pasar Klungkung, Sanggar Seni dan Kelompok Serati se-Kabupaten Klungkung.