Lompat ke isi utama

Berita

Libatkan Generasi Z, Widy Ingatkan Pemuda Pentingnya Arti Demokrasi.

Libatkan Generasi Z, Widy Ingatkan Pemuda Pentingnya Arti Demokrasi.

Badung, Bawaslu Bali
Generasi muda selalu menjadi pematik perubahan dari suatu bangsa, guna mengajak generasi muda masa kini, Bawaslu menggencarkan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif, tema yang diusung kali ini adalah “Partisipasi Generasi Z Turut Mengawasi Proses Demokrasi”. Koordinator Divisi Pengawasan Bawaslu Provinsi Bali, I Wayan Widyardana Putra memaparkan kenapa Bawaslu memilih pemuda sebagai upaya menyadarkan kembali pentingnya arti demokrasi, menurutnya pemuda memiliki dorongan untuk membuat gerakan moral dan sosial yang pada akhirnya menjadi gerakan politik yang mampu mengubah bangsa ini. Hal tersebut disampaikannya pada acara Sosialisasi Pengawasan Partisipatif yang digelar oleh Bawaslu Kabupaten Badung, Selasa (15/6).
“Kenapa kita memilih sasaran para pemuda dalam upaya menyadarkan kembali pentingnya arti demokrasi di negara ini? Kita kembali melihat kebelakang, sejarah membuktikan bahwa pergerakan pemuda telah mendorong perubahan besar yang terjadi di negara ini. Generasi muda memiliki dorongan kuat untuk membuat gerakan moral dan sosial yang akhirnya menjadi gerakan politik yang mampu memberi perubahan di bangsa ini,” ujar mantan Panwas Karangasem itu.
Lebih lanjut, Widy menjelaskan pasca reformasi, terjadi euforia demokrasi yang luar biasa, mekanisme pemilihan yang dilakukan dengan cara voting diterapkan bahkan sampai tingkat pemilihan kepala lingkungan, namun untuk saat ini, tidak bisa dipungkiri bahwa proses demokrasi belum berlangsung secara baik. 
Menurutnya, masyarakat sekarang ini terkesan apatis terhadap proses pemilu, disnilah Bawaslu memiliki peran untuk mengembalikan spirit pemilu dengan memperjuangkan agar seluruh segmen masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya secara maksimal, dan melakukan pengawasan pemilu dengan pelibatan masyarakat.
“Pasca reformasi, kita di Indonesia sempat mengalami euforia demokrasi yang sangat besar, bahkan pemilihan Kepala Lingkungan saja dilakukan dengan mekanisme voting. Kendati demikian, untuk saat ini apakah bisa kita mengatakan proses demokrasi hari ini berjalan dengan baik? Tidak bisa dipungkiri bahwa proses ini belum berlangsung secara maksimal. Banyak masyarakat yang apatis dengan proses pemilu. Untuk itu, Bawaslu memiliki kewajiban untuk mengembalikan spirit pemilu dan memperjuangkan seluruh segmen masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya, serta memaksimalkan proses pengawasan pemilu dengan melibatkan masyarakat,” pungkas Widy mengakhiri arahannya. *