Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Bali Hadiri Diseminasi Hasil Survei Kepedulian Generasi Z Pada Pemilu Serentak Tahun 2024

Bawaslu Bali Hadiri Diseminasi Hasil Survei Kepedulian Generasi Z Pada Pemilu Serentak Tahun 2024

Nusa Dua, Bawaslu Bali - Penyelenggara pemilihan umum dan partai politik perlu menyiapkan strategi khusus untuk mendorong partisipasi Gen Z dalam pemilihan umum. Dengan jumlah pemilih muda dari kalangan Gen Z, diestimasikan akan lebih dari 50 persen dari keseluruhan pemilih dalam Pemilu 2024, keberadaan para pemilih muda tersebut berpengaruh signifikan pada pemilu mendatang, hal tersebut terungkap dalam acara diseminasi hasil survei Kepedulian Generasi Z pada Pemilu Serentak Tahun 2024 yang diselenggarakan KPU Bali di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (24/11).

Diseminasi hasil survei perilaku politik dan komunikasi pada calon pemilih pemula dalam Pemilu 2024 di Bali, diikuti kalangan forum komunikasi pimpinan daerah Bali, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bali, perwakilan partai politik, serta kalangan KPU dari seluruh kabupaten dan kota di Bali.

Dari hasil survei Komisi Pemilihan Umum Bali bersama tim peneliti Universitas Udayana (Unud), Bali, 83 persen dari 1.800 responden sampel dari kalangan generasi Z di Bali mengaku ingin mengetahui proses pemilu di tempat pemungutan suara (TPS).

Sekitar 63 persen responden mengaku tahu bahwa pergantian pemimpin berpengaruh langsung terhadap kehidupannya. Akan tetapi, hasil survei dari KPU Bali dan Unud itu juga menunjukkan hanya 20 persen dari 1.800 responden sampel itu pernah mengikuti seminar perihal pemilu, sedangkan 80 persen lainnya tidak pernah mengikuti seminar perihal pemilu.

Adapun survei perilaku politik dan komunikasi pada calon pemilih pemula dalam Pemilu 2024 di Bali dilaksanakan tim KPU Bali dan KPU Kab/Kota se-Bali pada Juli 2022 dengan jumlah responden mencapai 18.000 siswa sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan di Bali. Dari 18.000 responden itu, 1.800 orang diambil sebagai responden sampel yang dilibatkan dalam diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD).

“Survei tersebut bertujuan mengetahui pemahaman elektoral calon pemilih pemula (first voter) dalam Pemilu 2024 di Bali dan mengetahui metode sosialisasi yang paling tepat untuk meningkatkan kepedulian generasi Z pada Pemilu 2024,” ujar Kadek Dwita Apriani yang merupakan salah satu tim periset dari Universitas Udayana.

Menanggapi hasil survei dan riset perilaku politik dan komunikasi itu, anggota KPU, yang juga mengampu Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat, August Mellaz, menyatakan, survei tersebut mencerminkan adanya keingintahuan generasi Z terhadap kepemiluan.

Akan tetapi, menurut August, dinamika politik saat ini seolah berjarak dengan kalangan anak muda tersebut. ”Mereka membutuhkan sesuatu (tentang politik) yang kontekstual,” ujar August.

Adapun Ketua Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho menyatakan, hasil survei dan riset itu mengindikasikan generasi muda di Bali memiliki pengetahuan politik yang baik dan berminat mengetahui pemilu. Kondisi generasi muda di Bali tersebut, menurut Dimas, perlu dikuatkan dengan membangun komunikasi yang interaktif. ” Anak muda bukan sekadar dijadikan obyek, melainkan perlu diedukasi mengenai pemilu karena mereka menjadi kunci dalam demokrasi sehingga keterlibatan anak muda perlu didorong,” ujar Dimas menanggapi hasil survei tersebut.

Ketua Bawaslu Bali Ketut Ariyani menyatakan hasil survei perilaku politik calon pemilih pemula itu memberikan pemahaman dan tambahan wawasan bagi penyelenggara pemilu dan juga peserta pemilu.

Ariyani mengatakan, penyediaan dan penyebaran informasi perihal kepemiluan perlu diperbanyak dan disiapkan dengan konten yang menarik kepedulian generasi muda.

”Kami juga sangat mengapresiasi survei ini karena kami di Bawaslu juga memerlukan informasi mengenai perilaku pemilih,” ujar Ariyani di sela-sela acara diseminasi hasil survei KPU Bali itu.